Thursday, November 27, 2014

Pertanian: Kenapa Pala?

Seperti yang telah saya bahas sebelumnya kendala-kendala yang ditemukan petani dilapangan. Ternyata pala ini mempunyai beberapa keunggulan. antara lain:

Dari segi perawatan, pala tidak mempunyai perawatan yang rumit seperti halnya cengkih, penyiangan tidak perlu sering dilakukan jika pala tersebut sudah tumbuh besar, karena tajuk pala yang lebar menyebabkan tanah disekitarnya ternaungi sehingga gulma-gulma yang mengganggu tidak banyak yang tumbuh.

Dari segi panen, pala tidaklah harus dipanen pada waktu yang tepat seperti cengkih, karena jika cengkih terlambat dipetik, maka itu akan menurunkan kualitas dan berat dari bunga cengkih, sedangkan pala sendiri, jika terlambat dipetik akan jatuh dengan sendirinya. Dan buah yang jatuh sudah pasti mempunyai kulaitas yang baik yaitu sudah matang dengan baik, yang penting kita tidak membiarkan buah pala itu lama ditanah. Cara panen buah pala pun dapat dilakukan dengan

menggunakan tongkat pengait sehingga kita tidak perlu menaiki pohon pala tersebut, atau membuat tangga untuk memetik pala. Namun pala tidak boleh dipanen terlalu cepat karena jika pala tersebut masih muda, kualitasnya akan rendah, harus ditunggu sampai benar-benar matang.

Dari segi periode berbuah, pala dapat berbuah 3 kali dalam setahun walaupun, buah yang paling lebat 1 kali dalam setahun. dengan demikian pala dapat dipanen 3 kali dalam setahun, yang mungkin cukup memberikan nilai penghasilan bagi para petani jika kita menanamnya dalam skala yang cukup besar.

Dalam pengamatan saya pala ini sudah mulai mendapatkan perhatian khusus di daerah kami (desa Rerer kec. Kombi), sudah banyak penduduk desa yang mulai melakukan pembibitan pala. Bibit pala sudah mulai terlihat dirumah-rumah, namun pola tanam dari tanaman pala ini terkadang masih belum dilakukan dengan perlakuan kusus seperti halnya cengkih, tanaman pala hanya ditanam sebagai tanaman selah. Sehingga menyebabkan jarak antar pohon dari tanaman pala cukup jauh. Mungkin akan lebih baik jika pala tersebut ditanam merumpun walaupun tidak secara sekaligus misalnya dalam satu rumpun terdapat 9 pohon pala yang terdiri dari 1 pohon jantan dan 8 pohon betina, atau lebih baik lagi jika ditanam dalam jumlah besar dalam satu rumpun misalnya 20 - 50 pohon ataupun mungkin 100 pohon. Dengan demikian selain cengkih kita juga dapat mendapatkan penghasilan dari pala ini.

Jadi, kenapa Pala? saya tidak menganjurkan untuk mengganti kebun cengkih dengan pala, namun bagaimana jika kita menanami lahan-lahan yang kosong dengan pohon pala, dengan demikian kita tidak lagi bergantung pada cengkih, karena harga cengkih cukup tinggi pergerakan harganya kadang sangat mahal kadang juga bisa sangat rendah sehingga menyebabkan para petani tidak lagi bisa merawat kebun mereka dan menyebabkan kematian pohon-pohon cengkih karena kekurangan dana untuk merawatnya. Dengan komoditi tambahan seperti pala yang berada dalam kebun kita menyebabkan penghasilan kita menjadi stabil, dan mungkin akan meningkat.

Semoga Tuhan memberkati setiap usaha kita. Selama kita melakukan segala sesuatu itu dengan sungguh-sungguh pasti Tuhan akan menyertai usaha kita.
Maju Terus Petani Rerer.

Wednesday, November 26, 2014

Pertanian: Pala

Pala (Myristica fragrans Houtt), bahasa inggrisnya mungkin Nutmeg. Kali ini aku akan membahas sedikit masalah pala yang ada didaerahku (desa Rerer). Didesa kami pala ini sudah menjadi komoditas produksi setelah cengkih. Banyak orang yang mulai menanam pala karena beberapa tahun terakhir ini harga pala sudah cukup tinggi. Didaerah kami sebetulnya sudah terdapat cukup banyak pohon pala yang ditanam berdampingan dengan pohon cengkih, walaupun memang kalau dibandingkan dengan pohon cengkih masih sangat jauh perbandingannya, karena pala ini hanya bisa dibilang tanaman pendukung. Namun sekarang sepertinya pala ini sudah mulai dilirik oleh para petani ditempat kami, ditandai dengan mulai banyaknya orang yang memulai menyemai pala mulai dari biji. Saya pun sudah memulai mencoba menyemai pala.

Dalam penanaman pala ini juga diperhadapkan dengan berbagai macam kendala, pertama sifat dari biji pala ini yang cukup keras, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mulai berkecambah, dengan kondisi ini agak sedikit sulit jika pala ini langsung di tanam ke tanah atau ke dalam polibek karena mungkin akan mati sebelum dikecambah, oleh sebab itu ada beberapa cara yang dipergunakan oleh penduduk lokal untuk bisa meng-kecambahkan pala dengan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi, yaitu yang pertama dengan memeram pala tersebut dengan karung kain (didaerah kami biasa disebut dengan karung goni), karung ini dialaskan dilantai kemudian biji pala diletakan diatas karung tersebut dan karung goni yang lain ditutup diatasnya, kemudian disiriam sehari sekali atau sehari dua kali, dengan cara ini udara pada biji pala akan tetap lembab sehingga merangsang pertumbuhan pala lebih baik. Cara kedua adalah dengan menanam pala di suatu wadah yang berisi pasir, kemudian ditutupi dengan kardus untuk menjaga agar udara disitu tetap lembab kemudian disiram 1 kali sehari atau 2 kali sehari sesuai kebutuhan. dan cara yang kedua ini yang saya (kami) gunakan. dan hasilnya masih cukup jauh dari harapan, karna mungkin kegiatan penyiraman yang tidak rutin sehingga menyebabkan pala tersebut tidak berkecambah secara serempak, dan mungkin ada pula yang tidak berhasil berkecambah.

Setelah pala tersebut berhasil dikecambah, saatnya dipindahkan dalam polibek. Di daerah kami kendala yang cukup membuat petani enggan untuk bertanam pala adalah terkadang setelah besar pala tersebut tidak berbuah yang disebabkan karena pala tersebut adalah pala laki-laiki (yaitu pala yang menghasilkan bunga jantan saja). Dan sampai saat ini masih sulit menentukan pala yang jantan dan yang betina. Setelah saya membaca referensi-referensi dari internet ternyata, pala ini memang terdapat 3 jenis kelamin, yaitu pala yang menghasilkan bunga jantan, pala yang menghasilkan bunga betina, dan pala yang hermafrodit, yaitu menghasilkan bunga jantan dan bunga betina dalam satu pohon. Dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal ternyata pohon pala jantan dan betina tersebut harus ditanam berdekatan dengan perbandingan jantan 1 dan betina 8, dengan cara ini pala betina dapat berbuah maksimal. Yang jadi persoalan bagaimana menentukan jantan dan betina saat kita akan menanamnya dalam area kebun?

Ternyata ini dapat diatasi dengan cara vegetatif, yaitu dengan cara ukulasi atau sambung. Apakah saya sudah mencobanya?. sudah, apakah berhasil? belum. :) Bagaimana cara okulasi dan sambung pada tanaman pala? masih belum tau. Doakan lah agar percobaan pala ini dapat berhasil, dengan demikian pala ini dapat dibudidayakan dengan intensive didaerah kami sehingga pendapatan petani tidak lagi hanya bergantung pada cengkih saja. Dan dengan terangkatnya komoditas pala ini diharapkan masyarakat dapat memandang pala ini bukan hanya komoditas tambahan melainkan menjadi komoditas utama setara dengan cengkih.

Yah mungkin itu share dari saya masalah pala. berikut gambar-gambar dari percobaan kami dan rencana kami kedepan.
Tuhan Yesus Memberkati setiap usaha kita.